Search
Close this search box.

Dukung Peningkatan Kapasitas Petani Pala Leihitu Lewat Pelatihan Praktis

Pagi itu, suasana Balai Kantor Kecamatan Leihitu terasa lebih hidup dari biasanya. Di bawah langit yang cerah, para petani pala berkumpul dalam suasana penuh semangat dan keingintahuan. Mereka berasal dari lima kelompok tani yang tersebar di berbagai negeri di Kecamatan Leihitu, Maluku Tengah: Negeri Seith, Negeri Wakal, Negeri Morella, Negeri Larike, dan Negeri Kaitetu.

Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya peningkatan kapasitas petani yang diinisiasi oleh KOBUMI Indonesia bersama Yayasan EcoNusa, dengan semangat untuk memperkuat ekonomi lokal sekaligus menghidupkan kembali kejayaan rempah pala dari tanah Maluku.

KOBUMI Indonesia, yang diwakili oleh Ibu Dewi, bersama Tim Program Regional Maluku dari Yayasan EcoNusa, hadir langsung untuk memfasilitasi pelatihan dengan pendekatan praktis dan berbasis kebutuhan lapangan, sesuai dengan kondisi riil yang dihadapi para petani.

Materi dan Pelatihan

Tak hanya mengandalkan teori, pelatihan ini juga menghadirkan praktisi profesional dari Dinas Pertanian Kabupaten Seram Timur, yaitu Bapak Idris. Beliau dikenal luas di kalangan petani sebagai fasilitator lapangan yang paham betul akan tantangan budidaya pala di daerah pesisir dan perbukitan. Materi pelatihan disusun secara sistematis, mencakup tiga tahapan utama dalam proses budidaya pala:

1. Pemilihan dan Penanaman Bibit Pala Unggul

Tahap awal ini menyoroti pentingnya menggunakan bibit pala berkualitas tinggi sebagai langkah dasar menuju hasil panen yang optimal.

2. Teknik Budidaya dan Pemeliharaan

Tahapan ini berfokus pada perawatan tanaman hingga usia produktif, seperti: Pengendalian hama dan penyakit serta penggunaan pupuk dan pemanfaatan limbah pertanian sebagai kompos.

3. Panen dan Pascapanen

Bagian ini menjadi salah satu sorotan utama dalam pelatihan, karena kesalahan di tahap ini bisa berdampak besar terhadap kualitas dan harga jual pala. Petani diberikan informasi bagaimana menentukan waktu panen yang tepat, melakukan teknik pengeringan yang mempertahankan kualitas dan aroma, cara meminimalisir kontaminasi dan kerusakan mekanis selama proses pengeringan.

Jejak Pala di Leihitu

Leihitu bukan sekadar penghasil pala—ia adalah bagian dari sejarah dunia. Pada masa kejayaan perdagangan rempah abad ke-16 hingga 18, daerah ini menjadi pusat perhatian kekuatan Eropa, terutama VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie). Negeri-negeri seperti Kaitetu dan Hila menjadi jalur penting distribusi pala yang dulu dihargai lebih mahal dari emas.

Kini, ratusan tahun kemudian, semangat itu masih terasa di tanah Leihitu. Hanya saja, tantangannya kini berbeda—bukan lagi penjajahan, melainkan ketahanan pasar, perubahan iklim, dan kebutuhan peningkatan kualitas produk lokal. Dan pelatihan seperti ini menjadi langkah kecil tapi berarti untuk membangkitkan kembali potensi rempah yang sempat redup.

Dengan pelatihan ini, para petani tidak hanya mendapatkan pengetahuan teknis, tetapi juga membuka jalan baru dalam memasarkan pala berkualitas tinggi ke pasar internasional.

Standar mutu yang terus diperbaiki—mulai dari pemilihan bibit, teknik pengeringan, hingga pengemasan sesuai standar ekspor—telah membuka peluang luas bagi pala Leihitu untuk menembus pasar dunia.

Upaya ini bukan hanya soal meningkatkan pendapatan petani, tetapi juga tentang mengangkat kembali nama Maluku sebagai tanah rempah yang kembali bersuara di pasar global—dengan identitas, kualitas, dan semangat yang berakar dari budayanya sendiri.

Dapatkan informasi terbaru tentang produk kami, perjalanan rantai pasokan, dan orang-orang di baliknya