Search
Close this search box.

Tentang Kami

Kita punya Bumi. Bumi kita. Kita Membumi.

Inilah bumi kita—rumah yang harus kita jaga, agar terus memberi kehidupan bagi kita semua.

Bagaimana Kami Terbentuk

KOBUMI didirikan pada Juni 2022 melalui kemitraan antara Yayasan EcoNusa dan 10 koperasi masyarakat adat dan lokal dari Papua, Maluku, dan Sulawesi. Sebagai perusahaan sosial dan ekologis milik masyarakat, KOBUMI didirikan dengan tujuan yang jelas: untuk memberdayakan masyarakat adat, memperkuat ekonomi lokal, dan menjaga kekayaan warisan ekologis serta budaya Indonesia Timur.

Menyadari bahwa hak-hak masyarakat adat dan perlindungan lingkungan tidak dapat berkelanjutan tanpa ekonomi lokal yang kuat dan inklusif, KOBUMI menyediakan solusi terintegrasi untuk produk berbasis komunitas—mulai dari pembelian yang transparan dan langsung, pemrosesan nilai tambah, hingga distribusi logistik yang berkelanjutan. Tujuan kami adalah memastikan produk-produk ini mencapai pasar secara efisien, etis, dan selaras dengan permintaan.

Komoditas kami bersumber dari beberapa wilayah paling kaya keanekaragaman hayati dan budaya di Indonesia—rumah bagi hutan hujan tropis, bakau, ekosistem laut, dan ratusan komunitas adat yang berbicara lebih dari 500 bahasa berbeda. Kekayaan alam dan budaya ini tercermin dalam setiap produk yang kami tawarkan.

Bersama EcoNusa, KOBUMI juga memfasilitasi akses terhadap modal, bantuan teknis, dan pelatihan literasi keuangan, memungkinkan komunitas untuk meningkatkan kapasitas produksi mereka dan bersaing di pasar nasional serta global yang terus berkembang. Seiring dengan semakin berkembangnya perhutanan sosial dan pengakuan hutan adat, KOBUMI berkomitmen untuk memastikan bahwa masyarakat adat tidak hanya menjadi peserta—tetapi juga penerima manfaat utama—dari gerakan keadilan lingkungan dan kedaulatan ekonomi ini.

Visi Kami

Perdagangan adil produk masyarakat adat untuk komunitas yang sejahtera, hak yang terlindungi, dan ekosistem yang sehat.

Perjalanan Kami

Tim Kami

Jajaran Komisaris dan Direksi

Komisaris Utama

Komisaris

Komisaris

Tim Manajerial

Kepala Operasional Wilayah Tanah Papua

Etik Meiwati

Direktur

Etik Meiwati menempuh pendidikan S1 Manajemen Ekonomi di Universitas Krisnadwipayana. Karirnya diawali dengan menjadi Program Officer PT. Remdec sejak 1995. Dia juga terlibat di beberapa organisasi seperti Insist Yogyakarta dan PT. Kawanusa. Dalam beberapa tahun terakhir, Etik menerbitkan sejumlah publikasi terkait demokrasi, pengembangan masyarakat serta manajemen bencana. Pengalamannya sebagai seorang konsultan telah berlangsung sejak 1998 dengan membantu lembaga pemerintahan maupun non-pemerintah.

Samson Atapary

Komisaris Utama

Sam adalah pebisnis yang memiliki pengalaman lebih dari 15 tahun dalam mengelola bisnis komoditas rempah di Ambon, Maluku dan telah berhasil bekerjasama dengan client dari beberapa negara untuk keperluan export komoditas rempah terbaik dari timur Indonesia.  Sam pernah aktif dalam beberapa kegiatan pemberdayaan masyarakat (PNPM), program percepatan pembangunan daerah tertinggal untuk wilayah Provinsi Maluku, memberikan advokasi untuk sumber daya alam dan lingkungan, pendampingan untuk para petani pala dan kopra di Pulau Seram, Ambon dan Banda Neira. Fokus Sam saat ini adalah menjadikan komoditas rempah asli maluku sebagai produk unggulan masyarakat adat serta mendorong pelibatan aktif bisnis berkelanjutan untuk koperasi dan masyarakat adat untuk dapat membangun sistem bersama dengan petani perkebunan agar dapat menciptakan perdagangan yang transparan dan berkeadilan.

Teria Salhuteru

Komisaris

Teria lahir dan dibesarkan di Kota Ambon, Maluku. Sejak tahun 2014 aktif sebagai peneliti di bidang perikanan, produser TV dan jurnalis (2014-2017)  serta di tahun 2017 menjadi founder LSM Moluccas Coastal Care (MCC)  yang didukung oleh Yayasan EcoNusa dalam menjalankan program penguatan kemandirian masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil di kepulauan Banda Maluku Tengah. MCC juga aktif dalam kampanye lingkungan sebagai investasi masa depan. Salah satu upaya yang Teria lakukan bersama komunitasnya terkait komoditas adalah memberikan pendampingan dan edukasi kepada komunitas lokal tentang cara pembibitan dan pengeringan pala yang menjadi komoditi utama di Kepulauan Banda. Tahun 2021, bersama dengan anak muda di Ambon dan Banda Neira, Teria mendirikan Koperasi Anugerah Alam Maluku (ANAM)  yang bergerak di bidang komoditas Rempah, bertujuan untuk menyejahterakan petani lokal serta dapat menjadi wadah perputaran ekonomi setempat guna mengembangkan Sumber Daya Alam dan Manusia.

Tori Kalami

Komisaris

Arti Hutan dan Tanah bagi Suku Moi adalah tidak terpisah, pandangan filosofis suku moi adalah Tam Sini, sesuatu yang berhubungan dengan hati.  Karena itu Hutan dan Tanah tidak bisa dipisahkan dan menjadi kesatuan  dari masayarakat adat suku moi, hutan, tanah manusia itulah yang di sebut dengan Tam Sini, Hal ini  menjadi filosofi dari Suku yang membesarkan Tori. Tori sebagai Ketua dalam komunitas Perkumpulan Pemuda Generasi Malaumkarta (PGM),  Suku Moi yang mendiami wilayah Kampung Malaumkarta,Suatolo, Mibi, Suatut dan Malagufuk Distri Makbon Kabupaten Sorong Papua barat. Tori sudah 19 tahun aktif sebagai aktivis lingkungan dan aktivis pelindungan masyarakat adat Suku Moi. Untuk terus menjaga keberlangsungan dan kelestarian Hutan, bersama dengan pemuda  Adat Suku Moi, berinisiatif untuk membangun Koperasi Egek Malaumkarta Raya yang bertujuan menjaga keberlanjutan, pertahanan terhadap Hutan, Tanah dan Manusia  Suku Moi dalam kesatuan yang tidak terpisah terhadap pandangan filsofis tanah, hutan sebagai tam sini. Tori juga mengorganisir masyarakat adat melaluiu program PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro) dan juga membantu advokasi dalam Pembuatan Peraturan Daerah nomor 10 tahun 2017 Tentang Pengakuan dan Perlindungan Masyarakat Adat Suku Moi di Kabupaten Sorong dan Juga PERBUB Nomor 07 tahuan 2017 di Wilayah Pesisir Malaumkarta Raya tentang Perlindungan dan Pengawasan Kawasan Egek

Gotong royong Bersama KOBUMI diharapkan dapat menghasilkan manfaat dari segi kualitas komoditas perikanan dan peningkatan ekonomi kampung dari Suku Moi.  Sudah saatnya masyarakat mulai bergerak Bersama untuk bisnis berkelanjutan untuk pelindungan hutan dan masyarkat adat.

Samson Atapary

President Commissioner

Sam is a businessman with more than 15 years of experience in managing the spice commodity business in Ambon, Maluku, and has successfully worked with clients from several countries to export the best spice commodities from eastern Indonesia. Sam has been active in several community empowerment activities (PNPM), the accelerated development program for underdeveloped areas in the Maluku Province region, providing advocacy for natural resources and the environment, mentoring nutmeg and copra farmers on Seram Island, Ambon and Banda Neira. Sam’s current focus is to make the native Maluku spice commodity a superior product for indigenous peoples and encourage the active involvement of sustainable businesses for cooperatives and indigenous peoples to be able to build a joint system with plantation farmers so that they can create transparent and fair trade.

Dapatkan informasi terbaru tentang produk kami, perjalanan rantai pasokan, dan orang-orang di baliknya